Sabtu, 29 Desember 2018

Pesan Untuk Anak Krakatau


Nak,
Berhentilah menangis dan bersedih..
Tangis kecilmu ciptakan jutaan tangis baru penuh perih..
Bermainlah agar duniamu tak ada yang mengambil alih..
Hingga kami mampu merawatmu tanpa tebang pilih...

Nak,
Engkau yang kini mungkin beranjak dewasa..
Kadangkala kau berkata dengan kau punya bahasa..
Merah pijar kau ungkapkan dengan bahasa penuh warna..
Marah atau bahagiakah hanya kau dan ibumu pemilik makna...

Nak,
Engkau yang diam dengan sejuta misteri..
Mungkinkah kini kau mulai paham sejarah negeri..
Saat ibumu marah dan seluruh negeri ia selimuti..
Dengan teriakan dan tangisannya yang terkenang hingga kini...

Nak,
Engkau yang terpandang dari jauh kunikmati.
Tegak berdiri menjulang tinggi ditengah gelombang meski terkebiri..
Jangan berhenti bertasbih memuji Robbi..
Subhanallah, Alhamdulillah, Laa Ilaaha Illalloh, Allohu Akbar jangan kau lewati...

Nak,
Tenanglah..
Kami sudah saksikan jerit tangis seketika pecah..
Tidurlah, rindu untuk ibumu sudah kami sampaikan melalui kalimatullah..
Semoga banyak cara untuk kita jadikan wasilah..
Agar kau tetap terpancar indah, dan kami tetap khsuyuk beribadah...

eLBESAR


Jumat, 14 Desember 2018

"PRESIDEN BANCI" Habib Bahar Versi eLBESAR








Dear Habib Bahar..
Apa kabar?
Kini kau seolah sedang berteater di sebuah sanggar
Yang pemerannya sangat terpelajar meski lebih banyak mengajar daripada belajar
Kau adalah pelajar yang dianggap banyak melanggar
Sementara kau tak terlalu pandai tawar menawar
Layaknya Ibu Gurumu yang penuh dengan gelar
Sebagai penulis puisi tentang suara kidung Indonesia lebih elok terdengar
Dari suara adzan meski ada pekik "Allohu Akbar"

Statusmu kini sudah tersangka, sepertinya kau sama sekali tak berdebar
Atau mungkin rasa takutmu akan manusia telah memudar
Sampai kalimat apapun kau sampaikan secara penuh sadar
Mungkin lain kali ceramahmu harus sedikit kalem meskipun terasa hambar
Seperti puisi "aku tak tahu syariat islam" yang pernah viral
Lalu konfrensi pers dan selesai tak ada lagi kabar

Ceramahmu yang "menghardik" presiden menghiasai beberapa layar
Mengalahkan puisi tak tahu syariat islam yang mulai samar
Meski puisinya masih terasa sangat segar
Tapi perlahan tertelan issue lain yang lebih laku di pasar

Habib Bahar,
Presiden kau sebut banci dengan oktav yang sangar
Kaupun sepertinya siap pindah rumah meski beralas tikar
Mempertanggungjawabkan isi ceramahmu yang kau anggap wajar

Ibu Guru Pemilik Sanggar,
Kau bilang sari konde ibu Indonesia sangatlah indah terpancar
Dibanding helaian kain yang kau sebut di puisimu dengan istilah cadar
Begitu indah kau tuangkan tulisanmu dengan diksi yang vulgar dan familiar
Meski yang kau bahas itu bukan pemimpin negara, melainkan pemimpin semua alam pemilik yaumulmahsyar

Jumat, 30 November 2018

Sepi di Keheningan dalam Hening di Kesepian


Hujan pagi seolah hanya bersendawa
Menguliti rindu berkeping mungkin itu yang dirasa
Diantara kesunyian dan keheningan mata kita
Jiwa-jiwa terkikis beralaskan hening dan sepi berdua saja

Dan datanglah sang perangkai kata-kata, gerutumu
Penabur sunyi ditikam kelabu yang membisu
Paling hening, juga sepi mungkin sama-sama tersipu
Atau terlalu ditikam waktu hingga kita termakan sembilu

Sepiku adalah heningmu
Digigir rona jingga laju berpadu
Meruntuhkan dingin rindupun membeku
Selama hening dan sepi tetap melaju

Pada getir malam yang semakin mengendapkan ruang semu
Puisi selalu tahu cara mengagungkan hening, katamu
Hening selalu tahu cara mengekspresikan puisi, kataku
Karena sepi dan hening saling menikmati dalam keheningan yang kesepian 


eLBESAR

Jumat, 23 November 2018

Maulid Nabi Muhammad SAW


Untukmu baginda, dari kami yang hanya mampu bersholawat..
Bersholawat meski baru sebatas mengagungkan jauh dari kata khidmat..
Engkau seniman pengubah zaman minadzulumati ilannur dengan cara penuh cermat..
Angkat hormat amat sangat pada Baginda figur terhormat..

Baginda..
Kami begitu percaya akan mendapatkan pengakuan sebagai umat..
Kami begitu yakin menatap kiamat dengan syafaat..
Kami begitu yakin dengan daftar amal yang terlekat karat..
Kami juga begitu yakin syafaatmu bagi kami seolah tak kan terlewat..

Saking yakinnya kami, sampai lupa bahwa kami masih banyak berbual..
Bahwa kami sebenarnya ummat yang tuna akan segala hal..
Kami umat yang tuna amal, miskin moral..
Bahkan kami masih miskin ibadah di waktu awal..


 Baginda..
Maaf jika sebagian umatmu masih berseteru hal yang tak perlu..
Maaf jika Bid’ah masih menjadi wacana sebagian umat-umatmu..
Maaf jika masih ada istilah cebong dan kampret, tapi kami yakin kelak bersatu..
Dalam balut kalimat syahdu, bersholawat kami haturkan untukmu....


اللهم صل على سيدنا، وحبيبنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم

eLBESAR

Sabtu, 03 November 2018

500 Hari Kasus Novel Baswedan

NOVEL NoFAILED

Bahkan mungkin dalam novel horor apapun, tak ada lakon muka terbasuh air keras..
Air keras yang kini bermukim di sebelah retinamu jadi saksi bahwa mata hukummu lebih buas..
Biarkan buasmu dijadikan pupuk agar kelak tumbuh jadi gerombolan tunas..
Tunas yang mungkin serupa buas sepertimu meski kini pandanganmu tak terlalu awas..

500 hari sudah antagonis di cerita novelmu masih jadi misteri dunia fiksi..
Penulis ceritamupun sepertinya masih asik berlenggang seolah menikmati rekreasi..
Atau mungkin sedang berkutat bersama intelegensinya untuk kembali menyusun beberapa ilustrasi..

Pak Novel, You have NoFailed..
Mereka yang menganggapmu musuh kinerjanya hanya seupil..
Membunuhmu saja mereka amatir dan tak berhasil..
Anda yang menang, dan mereka sibuk menghindar khawatir anda kembali menyentil..

Tetap semangat Pak,
Semoga hukum tak lantas hanya jadi rangkaian kata bersajak..
Tapi juga jadi panglima agar ceritamu segera terkuak..
Dan negeri ini tak lagi khawatir penuh isak..
Gara-gara para penerka yang masih bebas terbahak..

eLBESAR
#kamibersamanovel #novelbaswedan #kpk

Selasa, 30 Oktober 2018

Be a strong woman, sist.. (emot peluk)




Lihat mata lelahmu..
Bergelayut diantara kelopak seolah menahan jemu..
Perhatikan langkah lelahmu..
Mengayun pelan diantara masa depan tertahan waktu..
Tambah porsi sabarmu..
Jangan biarkan tubuhmu terangkul benalu..
Pertahankan sisa energimu..
Jauhi kata kata yang secara perlahan membunuhmu..
Tegakkan kepalamu..
Hingga tak kau kenal lagi kata sembilu..
.
.
.
Dengarkan sejenak..
Rebahkan fikirmu jangan terburu2 beranjak..
Raih senyummu untuk recharge hingga kau tak lagi terkoyak..
Lanjutkan cerita meski harus tinggalkan jejak
Hingga di akhir nama kau sandang alphabet yang sudah pasti itu bukan sajak.


Dedicated to my lil strong sist

eLBESAR 

Insiden Pembakaran Bendera Bertuliskan Kalimat Tauhid Di Garut


Antara KIBAR & BAKAR

Mari berfikir menggunakan etika PAS & KEPANTASAN

Sudah pas & pantaskah cara mereka memusnahkan kain hitam yang bertuliskan kalimat tauhid dengan cara dibakar dan berdalih hanya karena takut berceceran, berserakan, terinjak, dll kemudian tak ada cara lain selain dibakar? Jawab sendiri tak perlu nyinyir..

Lalu pas & pantaskah dalam sebuah kegiatan ada orang yang membawa kain hitam/putih bertuliskan kalimat tauhid untuk dikibarkan? Jawab sendiri juga tak perlu nyinyir..

Bisakah kita tidak mengeneralisir bahwa oknum anggota organisasi yang melakukan pembakaran itu sebagai "organisasi" yang anti kalimat tauhid? Meski terkesan pelakunya berasal dari anggota organisasi itu lagi? Jawab sendiri, tak perlu nyinyir..

Dan bisakah kita tidak mengeneralisir bahwa segelintir orang yang mengibarkan kain hitam bertuliskan kalimat tauhid itu adalah perwakilan organisasi (terlarang), dan apakah dengan berkibarnya kain itu akan mampu menggeser pancasila dan merubah ideologi? Jawab sendiri juga, tak perlu nyinyir..
Be a smart people and give a good opinion!


eLBESAr

Sumpah Pemuda

Sudahlah jangan terlalu beretorika..
Mungkin saatnya kita perbanyak mendengar, kurangi bicara..
Porsi kerja mulut dijaga, tambahkan kerja telinga..
Dengan begitu kita masih bisa saling diskusi tidak dengan cara membabibuta..
Bumi indonesia sudah jengah dengan perselisihan yang seolah tak kunjung reda..

Perbedaan dibeda-bedakan oleh mereka yang hobbynya membeda-bedakan persamaan yang nyata..
Dan jangan menyamakan perbedaan sehingga "sama" dan "beda" seolah serupa
Kebiasaan dijadikan tidak biasa oleh mereka yang ahli membiasakan ketidakbiasaan menjadi biasa..
Sementara beda itu biasa, menjadi tak biasa jika ada yang membeda-bedakan keduanya..

Sesekali nikmati sunyi, dalami hening, jangan terlalu bising dengan beribu kata sejuta makna..
Sesekali duduk bersama sambil ngopi dengan mereka yang berbeda dengan penuh terbuka..
Sesekali rapatkan telunjukmu dekatkan didepan mulut dan katakan DIAM sesaat saja..
Sesekali biarkan hati dan fikiran collabs dan suruh mereka Q&A berdua..
Sesekali persilahkan hati yang bicara, disaat mulut lelah bersuara, telinga lelah dengan kata-kata, dan mata lelah dengan aksara..

Jadikan satu bangsa, satu tumpah darah, dan satu bahasa tetap jadi identitas INDONESIA

 

eLBESAR

Jumat, 21 September 2018

Dosa Termanis

Hey..
Cinta kadang  tak lagi padu dalam satu yang tak kunjung semu
Sekedar menari dalam bayangmu seolah menjadi kefarduanku
Mengahantuimu pun bukan maksudku untuk mengganggu
Tapi terlalu liar khayalku saat itu, hingga aku terjebak rindu

Ruang sempit beralaskan tabu..
Berceloteh riang bagai untaian cerita dari bibir sang perindu
Dihujam meski tak ditikam, tapi kunikmati setiap laju
Kaupun sepertinya lupa kala itu,
Lupa akan penaku yang tetap menyetubuhi tintanya dalam lirik lagu
Lagu termanis berdesir dari pita suaramu yang kutau itu merdu

Kau terlalu terkenang ketika aku mencumbumu meski kedang meragu
Meski tak seindah bunga, tapi kau tetap kesalahan termanisku
Mencintaimu dalam diam adalah pekerjaan yang sembilu
Merindumu dalam diam adalah pengalaman yang kadang buatku tersipu
Menikmati setiap sejukmu adalah rahasia terbesarku

Hasrat ini bagai gurun ditepian salju
Terpaksa melawan ingin meski terkadang dirundung malu
Tapi kutau kaupun begitu merinduku
Dalam sinopsis yang sama hanya tinggal menunggu waktu
Aku menepati janji, karena kutau kau menunggu..
Menunggu waktu saat kupeluk erat nadimu dalam hangat yang terbelenggu
Untuk kembali ampunkan dosa termanis yang terukir sejak itu

eLBESAR

Selasa, 18 September 2018

Perlahan Pudar

Lihat disana..
Sampai ujung pandanganku, aku masih sempat saksikan perlahan wajahmu memudar, seketika mengecil, dan lalu pergi dibalik hamparan karpet biru tua bertabur mutiara..
Tertegun, saat tersadar wajahmu terlihat menghilang bersama jutaan peristiwa terkenang..
Sejenak kubasuh peluh ditengah keluh, seketika itu juga aku menyaksikan bayangmu menyapaku sambil membantu menyeka keringatku..
Saat itu juga kau dengar bisikku "I'm still here, when you stay there"..

eLBESAR

Minggu, 16 September 2018

Hari Ini, Dia Itu AKU..


Bangkit Dan Mewangi
Setelah beberapa hari bosan dengan menu sinyal yang semakin berjalan renta, hari ini jemari jahil menggeliat kembali. Meliak-liuk kan tubuhnya yang baru saja terbangun dari pembaringan. Sepertinya dia merindukan kembali rasa getir yang selalu mengekor. Hari ini aku sengaja membangunkan nya. Menariknya dari selimut hangat dan bantal guling empuknya. Sudah terlalu lama dia tidak mencorat-coret langit Gmail.
Disela-sela paragraf ini dia biasa berdialog merdu dengan layar monitor. Memanggil kata demi kata, hingga terbentur pada satu kata berwarna abu-abu yaitu namamu. Bagi dia, abu-abu adalah warna yang diam, tak mudah di logikakan, dia selalu sendiri, ganjil dan tak berpasangan. Diamnya mengandung kapandaian memanggil bising, ditengah-tengah waktu yang selalu saja membawa bingkisan kegelisahan, melenggang mesra bersama hembusan udara dingin ditempat yang dia duduki sekarang.
Bentuknya sudah mulai membaik, “tattoo” di sekujur tubuhnya perlahan memudar, luka bekas koyakan-koyakan belati di masalalu nya juga mulai menutup dengan sempurna. Padahal dulu dia melihat, perih sudah mulai menghancurkan lapisan terdalamnya. Menunggu keihklasanmu menjenguk suasana hatinya. Buat dia, rasa lupa mu yang paling fatal adalah saat kau memutuskan untuk meninggalkan dia tanpa kau bekali obat. Karena semua itu sakit. Saat itu juga dia baru menyadari bahwa memujamu adalah hal yang salah. Entah itu dari cara ataupun jalan nya. Yang secara kasar menyeretnya menuju tempat panas yang mengeringkan kalbunya.
Pagi ini dia tampak segar, dengan balutan busana khasnya yang tersembur aroma A Volution merah dibalik kemudi all new corolla dengan kecepatan hanya 40 km/jam. Mengundang lirikan-lirikan hawa yang belum tahu menahu tentang hatinya yang masih lebam karena pernah dihancurkan kaumnya. Kesabaran nya yang membuat dia tampak bodoh. Kesabaran nya serupa tanah yang terinjak kaki, terguyur hujan, terludahi caci maki. Diam dan tak bergumam...
Ahh.. Hari ini dia itu Aku
Kebangkitan nya tadi malam mewakili kerlip bintang yang sempat malu karena kecantikan purnama...
Hingga kini kubingkai sang puteri agar aku mulai berdamai bersama masa depan.

Mencintaimu Adalah..??


Mencintaimu adalah keharusan
Tapi, membahagiakanmu adalah tujuan
Apa jadinya jika sebuah keharusan dilakuakn tanpa sebuah tujuan?
Tapi tujuan bisa didapatkan meski tanpa sebuah keharusan
Aku mencintaimu melalui dawao tak bernada
Mencintaimu melalui nada tak berrytme
Mencintaimu melalui rytme tak bersyair
Karena mencintaimu tak beralasan
Selain membahagiakanmu
?

Bimbang




Dalam teduh luluh aku bersimpuh
Jaga “Cahaya Kebaikan”ku dalam penuh rengkuh

Alloh Yang Maha Baik..
Aku tak lantas minta hidupku membaik
Hanya pinta dan harap agar cahaya kebaikanku tetap berakhlak baik
Tetap cantik perangainya dalam penjagaan Sang Khaliq

Berjuanglah …
Buang keluh yang akan berujung lelah
Tetap dalam jalan-Nya sampai kau istiqomah
Atur perlahan langkahmu agar memapah dan terarah
Hingga Dia berikanmu sertifikat Jannah

Selamat berjuang “kembali”
Hingga pulang, aku masih disini
Bukan sekedar menanti, tapi Untuk-Nya aku telah berjanji
Sampai takdir berbicara, NANTI
Kau, Aku atau dia yang memiliki

Tasikmalaya,
7 September 2017

Cahaya Kebaikan




Untukmu yang memiliki cahaya kebaikan

Jika takdir tak berpihak padaku yang kikir

Doa akan tetap terlantun dan terpinta dengan penuh santun

Mengagumimu adalah bagian dari caraku memuja-Nya

Mendoakanmu adalah bagian dari caraku meminta pada-Nya



Untukmu yang memililki cahaya kebaikan

Bergegaslah pergi untuk dinanti

Lekaslah pulang sebelum hari semakin usang

Waktumu terlalu singkatuntuk mencapai akhirat

Waktumu terlalu panjang untuk dunia yang ingin kau sandang



Untukmu yang memiliki cahaya kebaikan,

Yaa, untukmu..

Aku menunggu meski terkadang pilu

Pilu yang membuat lidah semakin kelu

Kelu dan tak lagi ucapku ciptakan merdu







September

2018 Bergegaslah Pergi, 2019 Bergegaslah Kemari..

Dua ribu delapan belas Adalah tahun absurditas Terlalu menuhankan segala bentuk aktivitas Kadang membuat seisi kepala menjadi be...