Bangkit Dan Mewangi
Setelah beberapa hari bosan dengan menu sinyal yang semakin berjalan renta, hari ini jemari jahil menggeliat kembali. Meliak-liuk kan tubuhnya yang baru saja terbangun dari pembaringan. Sepertinya dia merindukan kembali rasa getir yang selalu mengekor. Hari ini aku sengaja membangunkan nya. Menariknya dari selimut hangat dan bantal guling empuknya. Sudah terlalu lama dia tidak mencorat-coret langit Gmail.
Disela-sela paragraf ini dia biasa berdialog merdu dengan layar monitor. Memanggil kata demi kata, hingga terbentur pada satu kata berwarna abu-abu yaitu namamu. Bagi dia, abu-abu adalah warna yang diam, tak mudah di logikakan, dia selalu sendiri, ganjil dan tak berpasangan. Diamnya mengandung kapandaian memanggil bising, ditengah-tengah waktu yang selalu saja membawa bingkisan kegelisahan, melenggang mesra bersama hembusan udara dingin ditempat yang dia duduki sekarang.
Bentuknya sudah mulai membaik, “tattoo” di sekujur tubuhnya perlahan memudar, luka bekas koyakan-koyakan belati di masalalu nya juga mulai menutup dengan sempurna. Padahal dulu dia melihat, perih sudah mulai menghancurkan lapisan terdalamnya. Menunggu keihklasanmu menjenguk suasana hatinya. Buat dia, rasa lupa mu yang paling fatal adalah saat kau memutuskan untuk meninggalkan dia tanpa kau bekali obat. Karena semua itu sakit. Saat itu juga dia baru menyadari bahwa memujamu adalah hal yang salah. Entah itu dari cara ataupun jalan nya. Yang secara kasar menyeretnya menuju tempat panas yang mengeringkan kalbunya.
Pagi ini dia tampak segar, dengan balutan busana khasnya yang tersembur aroma A Volution merah dibalik kemudi all new corolla dengan kecepatan hanya 40 km/jam. Mengundang lirikan-lirikan hawa yang belum tahu menahu tentang hatinya yang masih lebam karena pernah dihancurkan kaumnya. Kesabaran nya yang membuat dia tampak bodoh. Kesabaran nya serupa tanah yang terinjak kaki, terguyur hujan, terludahi caci maki. Diam dan tak bergumam...
Ahh.. Hari ini dia itu Aku
Kebangkitan nya tadi malam mewakili kerlip bintang yang sempat malu karena kecantikan purnama...
Hingga kini kubingkai sang puteri agar aku mulai berdamai bersama masa depan.
Kebangkitan nya tadi malam mewakili kerlip bintang yang sempat malu karena kecantikan purnama...
Hingga kini kubingkai sang puteri agar aku mulai berdamai bersama masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar