Jumat, 21 September 2018

Dosa Termanis

Hey..
Cinta kadang  tak lagi padu dalam satu yang tak kunjung semu
Sekedar menari dalam bayangmu seolah menjadi kefarduanku
Mengahantuimu pun bukan maksudku untuk mengganggu
Tapi terlalu liar khayalku saat itu, hingga aku terjebak rindu

Ruang sempit beralaskan tabu..
Berceloteh riang bagai untaian cerita dari bibir sang perindu
Dihujam meski tak ditikam, tapi kunikmati setiap laju
Kaupun sepertinya lupa kala itu,
Lupa akan penaku yang tetap menyetubuhi tintanya dalam lirik lagu
Lagu termanis berdesir dari pita suaramu yang kutau itu merdu

Kau terlalu terkenang ketika aku mencumbumu meski kedang meragu
Meski tak seindah bunga, tapi kau tetap kesalahan termanisku
Mencintaimu dalam diam adalah pekerjaan yang sembilu
Merindumu dalam diam adalah pengalaman yang kadang buatku tersipu
Menikmati setiap sejukmu adalah rahasia terbesarku

Hasrat ini bagai gurun ditepian salju
Terpaksa melawan ingin meski terkadang dirundung malu
Tapi kutau kaupun begitu merinduku
Dalam sinopsis yang sama hanya tinggal menunggu waktu
Aku menepati janji, karena kutau kau menunggu..
Menunggu waktu saat kupeluk erat nadimu dalam hangat yang terbelenggu
Untuk kembali ampunkan dosa termanis yang terukir sejak itu

eLBESAR

Selasa, 18 September 2018

Perlahan Pudar

Lihat disana..
Sampai ujung pandanganku, aku masih sempat saksikan perlahan wajahmu memudar, seketika mengecil, dan lalu pergi dibalik hamparan karpet biru tua bertabur mutiara..
Tertegun, saat tersadar wajahmu terlihat menghilang bersama jutaan peristiwa terkenang..
Sejenak kubasuh peluh ditengah keluh, seketika itu juga aku menyaksikan bayangmu menyapaku sambil membantu menyeka keringatku..
Saat itu juga kau dengar bisikku "I'm still here, when you stay there"..

eLBESAR

Minggu, 16 September 2018

Hari Ini, Dia Itu AKU..


Bangkit Dan Mewangi
Setelah beberapa hari bosan dengan menu sinyal yang semakin berjalan renta, hari ini jemari jahil menggeliat kembali. Meliak-liuk kan tubuhnya yang baru saja terbangun dari pembaringan. Sepertinya dia merindukan kembali rasa getir yang selalu mengekor. Hari ini aku sengaja membangunkan nya. Menariknya dari selimut hangat dan bantal guling empuknya. Sudah terlalu lama dia tidak mencorat-coret langit Gmail.
Disela-sela paragraf ini dia biasa berdialog merdu dengan layar monitor. Memanggil kata demi kata, hingga terbentur pada satu kata berwarna abu-abu yaitu namamu. Bagi dia, abu-abu adalah warna yang diam, tak mudah di logikakan, dia selalu sendiri, ganjil dan tak berpasangan. Diamnya mengandung kapandaian memanggil bising, ditengah-tengah waktu yang selalu saja membawa bingkisan kegelisahan, melenggang mesra bersama hembusan udara dingin ditempat yang dia duduki sekarang.
Bentuknya sudah mulai membaik, “tattoo” di sekujur tubuhnya perlahan memudar, luka bekas koyakan-koyakan belati di masalalu nya juga mulai menutup dengan sempurna. Padahal dulu dia melihat, perih sudah mulai menghancurkan lapisan terdalamnya. Menunggu keihklasanmu menjenguk suasana hatinya. Buat dia, rasa lupa mu yang paling fatal adalah saat kau memutuskan untuk meninggalkan dia tanpa kau bekali obat. Karena semua itu sakit. Saat itu juga dia baru menyadari bahwa memujamu adalah hal yang salah. Entah itu dari cara ataupun jalan nya. Yang secara kasar menyeretnya menuju tempat panas yang mengeringkan kalbunya.
Pagi ini dia tampak segar, dengan balutan busana khasnya yang tersembur aroma A Volution merah dibalik kemudi all new corolla dengan kecepatan hanya 40 km/jam. Mengundang lirikan-lirikan hawa yang belum tahu menahu tentang hatinya yang masih lebam karena pernah dihancurkan kaumnya. Kesabaran nya yang membuat dia tampak bodoh. Kesabaran nya serupa tanah yang terinjak kaki, terguyur hujan, terludahi caci maki. Diam dan tak bergumam...
Ahh.. Hari ini dia itu Aku
Kebangkitan nya tadi malam mewakili kerlip bintang yang sempat malu karena kecantikan purnama...
Hingga kini kubingkai sang puteri agar aku mulai berdamai bersama masa depan.

Mencintaimu Adalah..??


Mencintaimu adalah keharusan
Tapi, membahagiakanmu adalah tujuan
Apa jadinya jika sebuah keharusan dilakuakn tanpa sebuah tujuan?
Tapi tujuan bisa didapatkan meski tanpa sebuah keharusan
Aku mencintaimu melalui dawao tak bernada
Mencintaimu melalui nada tak berrytme
Mencintaimu melalui rytme tak bersyair
Karena mencintaimu tak beralasan
Selain membahagiakanmu
?

Bimbang




Dalam teduh luluh aku bersimpuh
Jaga “Cahaya Kebaikan”ku dalam penuh rengkuh

Alloh Yang Maha Baik..
Aku tak lantas minta hidupku membaik
Hanya pinta dan harap agar cahaya kebaikanku tetap berakhlak baik
Tetap cantik perangainya dalam penjagaan Sang Khaliq

Berjuanglah …
Buang keluh yang akan berujung lelah
Tetap dalam jalan-Nya sampai kau istiqomah
Atur perlahan langkahmu agar memapah dan terarah
Hingga Dia berikanmu sertifikat Jannah

Selamat berjuang “kembali”
Hingga pulang, aku masih disini
Bukan sekedar menanti, tapi Untuk-Nya aku telah berjanji
Sampai takdir berbicara, NANTI
Kau, Aku atau dia yang memiliki

Tasikmalaya,
7 September 2017

Cahaya Kebaikan




Untukmu yang memiliki cahaya kebaikan

Jika takdir tak berpihak padaku yang kikir

Doa akan tetap terlantun dan terpinta dengan penuh santun

Mengagumimu adalah bagian dari caraku memuja-Nya

Mendoakanmu adalah bagian dari caraku meminta pada-Nya



Untukmu yang memililki cahaya kebaikan

Bergegaslah pergi untuk dinanti

Lekaslah pulang sebelum hari semakin usang

Waktumu terlalu singkatuntuk mencapai akhirat

Waktumu terlalu panjang untuk dunia yang ingin kau sandang



Untukmu yang memiliki cahaya kebaikan,

Yaa, untukmu..

Aku menunggu meski terkadang pilu

Pilu yang membuat lidah semakin kelu

Kelu dan tak lagi ucapku ciptakan merdu







September

2018 Bergegaslah Pergi, 2019 Bergegaslah Kemari..

Dua ribu delapan belas Adalah tahun absurditas Terlalu menuhankan segala bentuk aktivitas Kadang membuat seisi kepala menjadi be...